Simak analogi berikut...

Ada tiga orang anak berdiri di tepi sebuah kolam ikan. Mereka mendapat tugas untuk mengukur kedalaman sebuah kolam. Ketiga anak tersebut mengukur dengan cara mereka masing-masing. Ada yang menceburkan diri. Ada yang mengambil batu bata, diikat tali lalu melemparnya ke kolam. Ada pula yang mengambil bambu, lalu dicelupkan hingga dasar kolam. Setelah itu mereka kembali ke kelas. Dalam keadaan kotor dan amis, mereka berdiskusi . Seru sekali diskusi itu. Tidak hanya kedalaman kolam yang mereka ceritakan, tapi ada jenis ikan, batu, bau amis, lumut, sampai cacing.

Diskusi itu terhenti saat seorang anak datang membawa secarik kertas berisi rumus dan hitungan tentang kedalaman kolam. Anak ini mendapat nilai sepuluh tanpa harus bersusah payah datang ke kolam. Karena hanya membawa paper, nilai sepuluh tersebut on paper, bukan on life. Sampai kapanpun, paper tak akan pernah cukup untuk memuat life.